Meskipun pre-employment test merupakan salah satu strategi efektif untuk menemukan kandidat terbaik. Sampai saat ini masih banyak organisasi yang tidak menerapkannya dalam proses rekrutmen yang mereka lakukan. Hal ini disebabkan oleh beberapa miskonsepsi tentang pre-employment test.
Padahal, faktanya pre-employment test memiliki peranan yang cukup mayor untuk menentukan hasil rekrutmen. Menurut research yang dilakukan oleh HR Grape vine, sebanyak 36% hiring managers lebih yakin dengan hasil akhir rekrutmen yang menggunakan pre-employment test jika dibandingkan dengan yang tidak.
Pre-employment test memberikan banyak keuntungan yang tidak bisa Anda dapatkan jika enggan menerapkannya. Nah, bagi Anda yang masih ragu untuk menggunakan pre-employment test, berikut ini kami akan membahas 5 miskonsepsi tentang pre-employment test yang umum terjadi serta mengapa pre-employment test sangat penting untuk proses rekrutmen organisasi Anda.
Jika Anda penasaran mengenai informasi tersebut, simak artikel selengkapnya berikut ini.
Baca juga: Pre-Employment Test: Mengapa Penting Dilakukan Dan Apa Manfaatnya?
4 Miskonsepsi Tentang Pre-Employment Test yang Sebaiknya Jangan Dipercayai
1. Interview Lebih Baik Dari Pre-Employment Test
Beberapa rekruter menganggap bahwa interview lebih efektif untuk menemukan kandidat terbaik dibandingkan dengan pre-employment test. Begitupun sebaliknya, beberapa rekruter lain juga menganggap pre-employment test justru lebih baik.
Sebenarnya, baik interview maupun pre-employment test keduanya sangat penting dalam proses rekrutmen. Namun, akan lebih efektif jika menggunakan keduanya agar mendapatkan hasil yang benar-benar maksimal.
Interview memiliki banyak kekurangan salah satunya sangat memakan waktu dan rentan terjadinya bias hiring karena penilaian dilakukan secara personal. Beda dengan pre-employment test yang berdasarkan data dan telah teruji reliabilitasnya.
Menggunakan pre-employment test akan membuat penilaian lebih objektif. Anda dapat menguji beberapa hal kepada kandidat seperti hard skill, kepribadian, motivasi kerja, dan kesesuaian dengan perusahaan.
Menggabungkan kedua pendekatan tersebut yaitu interview dan pre-employment test akan membantu Anda untuk mengenal lebih dalam kandidat secara akurat.
2. Pre-Employment Test Memakan Banyak Waktu dan Memperpanjang Proses Rekrutmen
Banyak rekruter yang menganggap bahwa pre-employment test sangat memakan banyak waktu dan memperpanjang proses rekrutmen.
Anggapan tersebut tidaklah benar, pre-employment test justru membuat proses rekrutmen semakin mudah dan cepat untuk menemukan kandidat terbaik.
Ketika perusahaan membuka lowongan pekerjaan, biasanya akan ada ratusan bahkan ribuan kandidat yang melamar. Ini tentunya akan membuat Anda menghabiskan banyak waktu untuk menyeleksi.
Dengan pre-employment test Anda dapat melakukan penilaian secara cepat untuk ratusan kandidat secara efektif. Anda tidak perlu menyeleksi satu-satu untuk menemukan kandidat potensial. Anda hanya perlu memberikan asesmen dan meloloskan kandidat yang berhasil menyelesaikannya untuk lanjut ke tahap berikutnya.
Selain itu, pengerjaan pre-employment test juga sangat cepat dan bisa dilakukan secara online di manapun kandidat berada. Pengerjaan asesmen biasanya hanya menghabiskan 10 menit sampai 2 jam untuk masing-masing pre-employment test. Bahkan kandidat dapat menyelesaikannya dalam waktu 15-30 menit.
Baca juga: Live Coding dan Take Home Test, Mana Yang Lebih Baik?
3. Kecurangan Lebih Mudah Terjadi Saat Asesmen
Kecurangan yang dilakukan oleh kandidat menjadi salah satu hal yang membuat rekruter ragu untuk menerapkan pre-employment test pada proses rekrutmen perusahaan mereka.
Namun jika Anda tidak perlu khawatir akan hal tersebut karena pre-employment test dilakukan secara real time dan saat ini sudah banyak tools yang dapat mendeteksi kecurangan yang dilakukan oleh kandidat.
4. Pre-Employment Test Sangat Mahal
Biaya yang akan dihabiskan untuk pre-employment test lebih sedikit jika dibandingkan dengan biaya bad hiring yang kemungkinan terjadi ketika melakukan proses rekrutmen.
Bad hiring sangat menggerogoti dan perusahaan dan memberikan banyak kerugian lainnya. Anda tentu tidak ingin hal tersebut terjadi bukan?
Dengan pre-employment test Anda dapat menghindari hal tersebut, maka tidak ada salahnya untuk mengeluarkan biaya sedikit untuk investasi pada pre-employment test dibandingkan harus mengalami kerugian karena bad hiring.
Itulah beberapa miskonsepsi tentang pre-employment test yang umum terjadi. Jika Anda masih ragu untuk menerapkannya dalam proses rekrutmen, Anda dapat mempercayakan pre-employment test kepada Algobash untuk menilai kandidat secara efektif dan objektif.
Buktikan Miskonsepsi Tentang Pre-Employment Test Itu Salah Dengan Algobash
Algobash merupakan sebuah platform pre-employment test yang sangat cocok untuk semua posisi dan solusi sempurna untuk menjawab rasa kekhawatiran Anda mengenai pre-employment test. Semua miskonsepsi yang disebutkan di atas dapat Anda tepis dengan menggunakan Algobash.
Algobash membantu Anda untuk menemukan kandidat terbaik secara cepat, mudah, objektif, dan affordable. Ada banyak fitur menarik yang dapat Anda gunakan mulai dari tes coding, tes berbasi proyek, tes wawancara, tes studi kasus, rekrutmen berbasi lomba, dan talent pool.
Anda hanya perlu menggunakan Algobash untuk keperluan segala jenis test dalam satu platform. Algobash juga memberikan kebebasan untuk Anda untuk melakukan pre-employment test berdasarkan soal-soal di database atau menyesuaikannya dengan standarisasi perusahaan Anda.
Jika Anda tertarik untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang Algobash, Anda dapat mengunjungi website kami Algobash.com dan mulailah untuk rekrut calon karyawan terbaik untuk perusahaan Anda!
Baca juga: Cara Maksimalkan Take-home Coding Test