Statistik Rekrutmen 2023 Ini Dia Tren Rekrutmen Terbaru yang Wajib Diketahui!

Statistik Rekrutmen 2023: Ini Dia Tren Rekrutmen Terbaru yang Wajib Diketahui!

Setiap tahunnya, tren rekrutmen selalu mengalami perkembangan atau bahkan pergeseran. Sebagai salah satu pihak yang bertanggung jawab dalam menjalankan proses rekrutmen untuk perusahaan, HRD harus bisa beradaptasi dan menyelaraskan strategi rekrutmen dengan perkembangan yang ada agar dapat berjalan dengan sukses dan dapat menjaring calon karyawan terbaik. Oleh karena itu, HRD harus mengetahui data statistik rekrutmen setiap tahunnya.

Data statistik merupakan salah satu sumber informasi yang memiliki nilai yang sangat tinggi bagi perusahaan. Data-data tersebut dapat dimanfaatkan oleh setiap departemen sebagai salah satu sumber acuan untuk meningkatkan kinerja. Dalam dunia rekrutmen, HRD dapat menggunakan data untuk memaksimalkan metode perekrutan di tengah era persaingan pasar lowongan kerja yang semakin ketat seperti sekarang.

Ada banyak sekali data statistik mengenai tren rekrutmen yang harus diketahui oleh HRD setiap tahunnya. Dalam artikel ini, Algobash akan merangkum beberapa data tren rekrutmen yang terjadi sepanjang tahun 2023. Dengan begitu, para praktisi HRD diharapkan dapat menggunakan data-data di bawah ini sebagai salah satu acuan untuk mengelola rekrutmen dengan lebih cerdas, efektif, dan efisien di era sekarang.

Baca juga: 5 Persiapan Rekrutmen yang Harus Dilakukan HRD!

List Data Statistik Rekrutmen Di Tahun 2023

1. 60% Pencari Kerja Ingin Bekerja Secara Jarak Jauh (Remote)

Semenjak adanya pandemi Covid-19, metode pekerjaan secara jarak jauh (remote) kepopulerannya semakin meningkat. Berdasarkan WFH Research, saat ini kurang lebih ada 12% karyawan full time yang bekerja dengan jarak jauh dan 29.4% diantaranya bekerja secara remote. Dimana 29% karyawan ingin tetap bekerja dengan metode jarak jauh dan 13% sisanya ingin bekerja secara jarak jauh setidaknya satu kali dalam seminggu.

Sedangkan untuk para jobseeker, dalam sebuah survey yang dilakukan iMpact Business Group, metode kerja WFH (Work From Home) dianggap sebagai faktor penting setelah gaji dan company culture. 

Selain itu, dalam sebuah studi, lebih dari 60% pencari kerja berharap untuk mendapatkan kesempatan untuk bekerja secara remote. Para jobseeker yang merasa nyaman untuk bekerja jarak jauh semenjak banyak perusahaan di dunia mulai menerapkan sistem ini selama pandemi Covid-19. Bahkan dalam studi yang sama, disebutkan pula bahwa 11% responden ingin berganti perusahaan agar bisa bekerja dengan metode WFH.

2. 58% Preferensi Bekerja Job Seeker Adalah Gaji dan 78% Adalah Kultur Organisasi

Seperti yang sudah disebutkan di atas, gaji merupakan salah satu faktor utama yang dipertimbangkan oleh para pencari kerja. Mengutip dari Apollo Technical, 58% para pencari kerja mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki kesenjangan gaji bukanlah preferensi mereka untuk bekerja.

Namun, gaji tentu bukanlah satu-satunya faktor yang dipertimbangkan oleh para pencari kerja. Dalam studi yang sama, disebutkan pula bahwa nilai dan budaya organisasi merupakan hal terpenting bagi banyak jobseeker.

Dimana ada sekitar 73% pencari kerja yang hanya akan melamar pada perusahaan yang memiliki kesesuaian value dengan mereka. Ini artinya, meskipun perusahaan menawarkan gaji yang lebih tinggi, kemungkinan besar kandidat tidak akan melamar pada perusahaan dengan budaya organisasi yang buruk.

Baca juga: Cara Menyusun SOP Rekrutmen Karyawan Baru Lengkap Dengan Template Contohnya!

3. 74% Karyawan Baru Berusaha Mencari Lowongan Pekerjaan Baru di 6 Bulan Kerja Pertama

Fakta mengejutkan dibagikan oleh Lattice, dalam surveynya ditemukan bahwa 74% karyawan baru secara aktif mencari kesempatan pekerjaan baru setelah 6 sampai dengan 12 bulan pertama bekerja di perusahaan. 

Beberapa perusahaan lebih fokus dalam menjalankan proses rekrutmen, namun melupakan proses onboarding yang efektif untuk karyawan baru. Hal ini tentunya dapat menjadi salah satu alasan yang menyebabkan karyawan baru memutuskan untuk mengundurkan diri dalam waktu yang singkat. 

Pengunduran diri yang cepat oleh karyawan baru dapat mempengaruhi berbagai permasalahan. Perusahaan harus mengeluarkan anggaran lebih untuk kembali melakukan proses rekrutmen demi mengisi kekosongan posisi. Sedangkan dalam sudut pandang karyawan, turnover dapat menurunkan semangat bekerja.

4. Onboarding Dapat Memperkuat Retensi Karyawan Hingga 82%

Onboarding merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam proses rekrutmen. Sayangnya, dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Careerbuilder, 36% perusahaan tidak memiliki proses onboarding yang terstruktur. 

Perusahaan yang tidak memiliki proses onboarding efektif cenderung mendapatkan hasil negatif yang dapat mempengaruhi perkembangan mereka. 16% diantaranya melaporkan mereka mengalami penurunan produktivitas, 14% mengalami banyak ketidakefisienan, 12% mengalami turnover atau pergantian karyawan yang semakin meningkat tinggi, dan 11% melaporkan semakan karyawan di tempat kerja semakin menurun.

Namun sebaliknya, perusahaan dengan proses onboarding yang baik memperkuat retensi karyawan hingga 82%. Kemudian, 77% karyawan juga percaya bahwa kemudahan mendapatkan informasi selama program onboarding dapat meningkatkan produktivitas dan keterlibatan mereka di tempat kerja.

Selain itu, program onboarding juga dapat memberikan banyak manfaat lainnya, diantaranya:

  • 79% karyawan mengatakan onboarding membantu mereka untuk memahami company culture.
  • 78% mengatakan onboarding meningkatkan pengalaman kandidat dan membantu mereka untuk menumbuhkan sikap positif terhadap perusahaan.
  • Karyawan baru yang mengikuti proses onboarding mengalami 70% lebih produktif dibandingkan dengan yang tidak.
  • 51% mengatakan bahwa mereka semakin ahli dalam bidang pekerjaannya dalam waktu singkat.
Baca juga: Berapa Lama Proses Rekrutmen Karyawan Baru? Ini Idealnya!

5. 60% Perekrut Menggunakan Tools Video Interview Jarak Jauh

Zipia mengungkapkan, ada sekitar 60% perekrut yang memanfaatkan teknologi video interview untuk mewawancarai kandidat secara jarak jauh. Di mana, 80% perekrut juga mengklaim bahwa tren rekrutmen online akan terus berjalan bahkan setelah pandemi berakhir. Apalagi, 74% perekrut tersebut menganggap bahwa wawancara video yang dilakukan secara online dapat memudahkan kehidupan mereka.

Menggunakan tools video untuk proses interview merupakan salah satu metode cerdas yang bisa dilakukan di era sekarang. Teknologi interview secara online memberikan kemudahan bagi rekruter dalam menyaring kandidat. Keunggulan ini membuat tools satu ini akan terus digunakan dalam proses rekrutmen calon karyawan bahkan di masa mendatang.

Tidak hanya berguna bagi rekruter, tools video interview juga menjadi alat berharga bagi para job seeker. Dalam penelitian Careerplug, pencari kerja mengatakan bahwa kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi interview secara jarak jauh dapat mempengaruhi keputusan mereka untuk bergabung dengan perusahaan.

Namun, tentu saja, hal tersebut bukan satu-satunya pertimbangan para kandidat. Pengalaman kandidat merupakan hal terpenting dalam proses rekrutmen, entah yang dilakukan secara virtual ataupun non virtual. SHL Labs mengungkapkan bahwa 42% pencari kerja akan menolak tawaran pekerjaan yang diberikan kepada mereka karena mendapati pengalaman yang buruk selama wawancara.

Baca juga: Mengenal Assessment Diagnostik: Pengertian, Fungsi, Manfaat, dan Contoh Tesnya Dalam Rekrutmen!

Itulah dia data statistik rekrutmen mengenai tren rekrutmen 2023. Mengetahui informasi yang terjadi dalam dunia rekrutmen setiap harinya dapat membantu Anda dalam menjalankan proses rekrutmen di perusahaan secara maksimal. Data-data yang telah Algobash berikan di atas juga dapat digunakan sebagai salah satu dasar untuk membuat keputusan yang lebih cerdas, objektif, dan berdampak pada keberhasilan rekrutmen Anda. Jika ingin mengetahui data statistik lainnya secara lebih mendalam mengenai dunia kerja, rekrutmen, industri, dan teknologi. Jangan lupa untuk kunjungi blog Algobash karena akan ada banyak artikel menarik dan bermanfaat yang mengulasnya.

960 640 Algobash