Netflix Over Hiring Leads to Destruction

Netflix PHK Massal Karyawan, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Sebagai perusahaan yang menyediakan platform streaming online. netflix dikenal sebagai salah satu perusahaan media tersukses di dunia dengan inovasinya yang tiada henti. Perusahaan asal California yang sudah berdiri sejak tahun 1997 silam ini menoreh banyak prestasi dan berhasil merajai industri film serta televisi. Sayangnya, memasuki tahun 2022 muncul berbagai masalah yang menyebabkan Netflix PHK massal 150 karyawan.

Dikutip dari CNBC, perwakilan Netflix melaporkan bahwa perusahaan mereka melepas sebanyak 150 karyawan yang berbasis di Amerika Serikat sebagai buntut dari permasalahan keuangan yang mereka hadapi. 

Di mana, pemecatan tersebut dilakukan dalam waktu kurang dari satu bulan setelah Netflix mengalami penurunan subscriber sebanyak 200.000 pelanggan pada awal tahun 2022. Ini merupakan penurunan terbesar yang pernah dihadapi oleh Netflix selama satu dekade terakhir.

Penurunan tersebut tentu saja memberikan dampak kerugian yang sangat besar termasuk pada penurunan saham yang mencapai 70 persen sejak bulan Januari 2022 lalu.

Keadaan ini sangat berbanding terbalik dengan kuartal III 2021, di mana Netflix mencapai kesuksesan dengan menjaring subscriber sebanyak 213,56 juta orang di seluruh dunia dengan pendapatan sebesar 234 US Dollar. Hal tersebut menjadikannya sebagai perusahaan media terkaya mengalahkan Walt Disney semasa pandemi.

Baca juga: Gelombang Turnover Karyawan Setelah Lebaran Pada Tech Team

Netflix Bukan Satu-Satunya Perusahaan Yang Melakukan PHK Massal

Pemberhentian kerja karyawan secara massal sebenarnya bukanlah fenomena langka di tahun 2022. Ini menjadi sebuah tantangan baru bagi banyak perusahaan teknologi di Amerika Serikat. Bahkan beberapa perusahaan besar lainnya seperti Amazon, Facebook Meta, Uber, dan Robinhood juga telah mengumumkan hal serupa yaitu pembekuan perekrutan karyawan.

Berdasarkan research yang dilakukan Observer, ada sekitar 54 Startup teknologi yang telah memberhentikan ribuan karyawannya memasuki tahun 2022. Jumlah ini lebih besar jika dibandingkan dengan pemberhentian karyawan pada tahun lalu. 

Observer menyebutkan ada banyak alasan yang melatarbelakangi hal tersebut terjadi, sebagian disebabkan oleh kenaikan biaya kerja, inflasi, perlambatan bisnis serta kurangnya dana di pasar swasta dan publik. 

Gelombang pemberhentian kerja ini menyerang banyak perusahaan teknologi baik yang berskala kecil maupun besar. Hampir semua perusahaan terkena dampaknya.

Baca juga: Cara Membangun Keberagaman Di Tempat Kerja

Apakah Penurunan Subscriber Satu-Satunya Penyebab Netflix PHK Massal Karyawan?

Pemberhentian kerja secara massal yang dilakukan oleh Netflix meninggalkan sejumlah pertanyaan. Bagaimana mungkin sebuah perusahaan teknologi besar yang merajai industri streaming online mulai mengalami kemunduran?

Jika memang kehilangan subscriber adalah satu-satunya alasan, maka sebenarnya PHK massal tidak perlu dilakukan apabila perusahaan memiliki manajemen karyawan yang sudah mumpuni.

Netflix dikenal sebagai sebuah tempat yang sangat berani, mereka memiliki kultur kerja dengan standar yang sangat tinggi. Bahkan tidak segan untuk memberikan benefit sepuluh kali lebih besar kepada karyawan yang memiliki kinerja terbaik.

Netflix juga selalu menekankan bahwa mereka adalah sebuah tim bukanlah keluarga. Artinya, dari banyaknya karyawan pada perusahaan streaming raksasa ini, semuanya harus menjadi anggota yang sangat pro dengan memberikan performa maksimal. Jika tidak, Netflix akan mempersilahkan karyawannya untuk pergi.

Netflix juga bergerak dengan sangat ambisius. Mereka mendekati pelanggan dengan mengeluarkan banyak dana untuk menawarkan paket kompensasi yang lebih besar dibandingkan perusahan-perusahaan kompetitornya. Tidak hanya itu, Netflix juga mengeluarkan dana yang sangat banyak untuk konten dan pembuatan film.

Dalam beberapa tahun ke belakang strategi serta kultur kerja yang dibangun oleh Netflix ini berjalan sukses. Banyak pencapaian yang mereka dapatkan, puncaknya pada pandemi tahun lalu, Netflix mengalami perkembangan secara signifikan sebanyak 20%.

Namun sayang hal tersebut tidak berlangsung lama. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pada tahun 2022 netflix mengalami penurunan subscriber yang mendorong mereka untuk memberhentikan banyak karyawan.

Baca juga: Programmer Wanita Legendaris Yang Mendobrak Stereotip

Over Hiring dan Kurangnya Management Karyawan

Netflix memiliki berbagai project ambisius, salah satunya adalah meluncurkan Tudum. Sebuah situs khusus penggemar yang diluncurkan pada bulan Desember lalu untuk membagikan konten-konten yang berkaitan dengan acara mereka. Melalui situs ini, pengguna dapat selalu update informasi eksklusif mengenai film, series, atau variety show yang mereka sukai.

Untuk mewujudkan hal tersebut, sebelumnya Netflix merekrut banyak editor dan penulis bergabung bersama tim mereka. Namun sayang, dari 150 karyawan yang diberhentikan, sebagian diantaranya merupakan anggota tim Tudum.

Ada sekitar 10-12 penulis dan editor yang diberhentikan dalam tim ini. Mereka adalah jurnalis yang sangat berbakat dan pernah bekerja di media-media besar Amerika Serikat seperti Vice, Teen Vogue, The New York Times, dan lain-lain. Bahkan, beberapa yang diberhentikan tersebut baru direkrut oleh netflix beberapa bulan yang lalu.

Berdasarkan laporan NPR, salah satu mantan anggota Tudum yang terkena PHK massal mengungkapkan bahwa sebelumnyanya Netflix mendekati mereka dengan cara yang cukup agresif. Semua anggota tim dijanjikan dengan benefit luar biasa termasuk independensi editorial dan penawaran gaji lebih besar dengan posisi yang aman.

Dalam hal ini kita dapat melihat, Netflix memiliki ambisi yang besar untuk menjadi platform streaming online yang mengungguli kompetitornya melalui berbagai project inovatif dan mengajak banyak top talent untuk bergabung bersama mereka. 

Namun, tampaknya hal tersebut tidak berjalan mulus dan berujung pada over hiring. Alih-alih dapat menciptakan tim yang handal dengan merekrut banyak editor dan jurnalis kelas atas. Hal tersebut malah menjadikannya tidak stabil karena banyaknya anggota tim yang dimiliki. Hasil akhirnya, mereka harus memotong beberapa karyawan ketika profit menurun karena kehilangan ratusan ribu pelanggan.

Dalam artikel Protocol.com, setelah terjadinya penurunan subscriber dalam satu dekade terakhir, Netflix pun tampak menyadarinya agar tidak menghambur-hamburkan dana perusahaan untuk rekrutmen dan pengeluaran secara berlebihan. Salah satu eksekutif Netflix dilaporkan mengingatkan hal tersebut kepada timnya.

1001 540 Algobash