Bukan rahasia lagi jika turnover karyawan seringkali terjadi pada perusahaan manapun dan di industri apapun. Hal ini merupakan hal yang wajar mengingat turnover atau perputaran karyawan pada perusahaan memang lazim terjadi karena akan selalu ada regenerasi di dalamnya.
Namun, dalam kasus lain, jika turnover karyawan terjadi dalam jumlah yang tidak wajar atau sangat tinggi. Ini merupakan sebuah tanda bahwa perusahaan sedang tidak baik-baik saja. Akan ada banyak kerugian yang bisa muncul nantinya akibat tingginya turnover dan tentu saja hal ini akan sangat berpengaruh pada produktivitas kerja tim di dalamnya.
Itulah sebabnya, perusahaan harus mengetahui strategi yang tepat untuk mengelolanya dengan baik. Namun, sebelum merencanakan berbagai strategi, perusahaan tentunya harus memahami secara seksama mengenai seluk beluk turnover karyawan. Mulai dari penyebab hingga kerugian yang mungkin akan muncul setelahnya. Sebabnya, dalam artikel ini Algobash akan mengajak Anda berdiskusi secara mendalam mengenai hal ini.
Baca juga: Gelombang Turnover Karyawan Setelah Lebaran Pada Tech Team
Apa itu turnover karyawan?
Secara sederhana, turnover karyawan dapat diartikan sebuah proses pergantian karyawan dalam sebuah perusahaan. Ada beberapa karyawan yang memutuskan untuk keluar dan kemudian muncul karyawan baru yang akan menggantikan posisi mereka. Ada dua jenis turnover karyawan yang biasa terjadi, yaitu secara sukarela maupun tidak.
Turnover secara sukarela
Karyawan memutuskan untuk keluar dari perusahaan berdasarkan kehendak mereka. Ada banyak alasan yang bisa mempengaruhi hal ini terjadi, salah satunya adalah lingkungan kerja yang buruk, benefit yang diberikan tidak kompetitif, tidak ada jenjang karir, dan masih banyak lagi.
Ketidakcocokan tersebut membuat karyawan memutuskan untuk keluar dan mencari kesempatan baru di tempat lain. Penyebab turnover ini tentunya masih bisa dihindari dengan melakukan evaluasi dan memperbaikinya.
Turnover secara tidak sukarela
Perusahaan melakukan pemberhentian paksa kepada karyawan. Artinya, hal ini tidak atas kehendak karyawan sendiri melainkan melalui proses pemecatan atau pemberhentian yang dilakukan perusahaan. Terjadinya turnover ini dilatarbelakangi oleh banyak alasan, namun alasan fundamental adalah untuk mempertahankan keberlangsungan hidup perusahaan tersebut.
Kemudian secara fungsinya, turnover karyawan yang terjadi dalam perusahaan juga dibagi ke dalam dua bentuk yaitu fungsional dan disfungsional.
Untuk turnover fungsional sangat menguntungkan perusahaan karena ini adalah pemberhentian kerja karyawan yang memiliki kinerja buruk dan tidak dapat diandalkan. Sedangkan turnover disfungsional adalah sebaliknya, karyawan yang berhenti bekerja masih sangat dibutuhkan perannya dan memiliki kinerja yang bagus namun memutuskan untuk keluar dari perusahaan.
Baca juga: Strategi Rekrutmen Menangkan Hiring Competition
Penyebab terjadinya turnover karyawan
Akan dan banyak jawaban yang dapat menjawab pertanyaan mengenai alasan terjadinya sebuah turnover karyawan di perusahaan. Semua alasan tersebut sangat penting untuk diketahui untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi perusahaan jika hal ini terjadi dalam batas yang tidak normal.
Secara garis besar, alasan turnover karyawan terbagi ke dalam tiga faktor yaitu individu, organisasi, dan geografis. Anda dapat menganalisis alasan-alasan yang melatar belakangi terjadinya turnover melalui tiga faktor tersebut.
Faktor individu:
- Karyawan memiliki tingkat kepuasan kerja yang rendah terhadap perusahaan.
- Karyawan merasa beban kerja yang ditanggung terlalu berat.
- Karyawan merasa tidak cocok dengan lingkungan kerja.
- Karyawan menginginkan kesempatan lain dengan gaji yang lebih besar.
- Karyawan sudah lama bekerja dan menginginkan kesempatan di tempat lain.
- Karyawan memiliki usia yang sudah tidak muda lagi dan memutuskan pensiun.
Faktor organisasi:
- Perusahaan memiliki sistem kerja yang terlalu represif.
- Perusahaan memiliki sistem gaji yang tidak transparan.
- Karyawan tidak memiliki sebuah program yang dapat mendorong pengembangan individu maupun tim.
- Perusahaan tidak memperhatikan dan memenuhi kebutuhan karyawan.
- Perusahaan tidak menghargai kinerja karyawan.
Faktor geografis:
Jarak tempat kerja dengan tempat tinggal karyawan sangatlah jauh, sehingga karyawan memutuskan untuk berhenti bekerja dan pindah ke tempat lain yang memiliki jarak lebih dekat dengan tempat tinggalnya. Penyebab ini biasanya menjadi alasan bagi beberapa karyawan yang sudah lama bekerja di sebuah perusahaan.
Dampak buruk turnover karyawan bagi perusahaan
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, turnover karyawan bagaikan dua belah mata pisau. Di satu sisi akan menguntungkan namun di sisi lain justru dapat merugikan.
Tingkat turnover karyawan yang terlalu tinggi dapat menimbulkan banyak sekali kerugian yang dapat mempengaruhi ekosistem di dalam perusahaan, salah satunya adalah penurunan produktivitas kerja dan juga dampak moral kepada karyawan yang bertahan. Selain dua hal itu, turnover juga akan menggerogoti dana perusahaan, hal ini tentu saja membuat perusahaan merugi secara finansial.
Biaya yang dikeluarkan akibat turnover karyawan sangatlah tinggi karena harus kembali melakukan proses rekrutmen ulang mulai dari mengiklankan lowongan pekerjaan di berbagai job portal, onboarding, dan lain sebagainya.
Itulah dia pembahasan lengkap tentang turnover karyawan mulai dari pengertian, penyebab, hingga kerugian apa saja yang akan dirasakan perusahaan jika hal ini terjadi. Sebagai seorang HR, tentunya Anda tidak ingin turnover karyawan terjadi dalam jumlah yang sangat tinggi bukan? Cobalah untuk ikuti setiap langkah yang sudah disebutkan di atas untuk menghindarinya.
Jika Anda tertarik untuk mengetahui informasi lainnya, jangan lupa kunjungi blog kami Algobash Insight untuk temukan artikel menarik lain seputar rekrutmen dan teknologi.
Baca juga: Kesalahan Pre-Employment Test Yang Harus Dihindari